9 Anggota DPR RI Tersandung Korupsi

SUDAH 9 orang wakil rakyat yang berurusan serius dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena tersandung kasus korupsi. Semuanya karena kasus suap terkait kebijakan yang berada di bawah kewenangan mereka. Berikut nama-nama para wakil rakyat tersebut:

Abdul Hadi Djamal, Anggota Komisi V
Ditangkap 3 Maret 2009: Suap US$ 90 ribu + Rp 54 juta: Proyek bandara Indonesia Timur
Yusuf Emir Faishal, Anggota Komisi IV
Ditangkap 1 Juli 2008. Terima suap Rp 3 M, kasus alih fungsi hutan Tanjung Api-api.

Bulyan Royan, Anggota Komisi I DPR
Ditangkap 30 Juni 2008. Terima suap 66 ribu dolar AS dan 5.500 euro. Kasus pengadaan kapal Patroli Dephub

Al Amin Nur Nasution, Anggota Komisi IV DPR

Ditahan 8 April 2008. Terima suap Rp 3 M. Kasus alih fungsi hutan lindung di Kabupaten Bintan.

Sarjan Taher, Anggota Komisi IV
Ditahan 2 Mei 2008. Terima suap Rp 260 juta. Kasus alih fungsi hutan mangrove di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumsel.

Saleh Djasit, Anggota Komisi VII DPR
Ditahan 19 Maret 2008. Kasus pengadaan mobil pemadam kebakaran

Hamka Yandhu, Anggota Komisi  IX DPR periode 1999- 2004
Ditahan 17 April 2008. Kasus aliran dana BI Rp 31 M ke DPR

Antony Zeidra Abidin, Anggota Komisi IX DPR (mantan)
Ditahan 17 April 2008. Kasus korupsi aliran dana BI Rp 31 M ke DPR.

Noor Adenan Razak, Anggota Komisi VIII DPR (mantan)
Dipenjara 8 Mei 2008. Terima suap Rp 1,5 M dalam proyek pembangunan Pusdiklat Bapeten.(*)

4 pemikiran pada “9 Anggota DPR RI Tersandung Korupsi

  1. dari sekian itu, menurut kawan saya yang orang Partai Demokrat, hanya punya mereka yang tak korupsi. karena Sarjan Taher sudah dipecat dari Partai Demokrat, dan Jhonny Allen katanya sih, pasti tidak bersalah. itu cuma fitnahan orang-orang yang jengkel dengan iklan, PD partai anti korupsi. entahlah mana yang benar.

    Suka

  2. Kok gak ditampil dari Partai mana sj mereka itu.
    Biar jelas dong, msyarakat jadi tau partai mana sj yg benar2 anti korupsi.
    Sy kira parti juga tidak bisa lepas dari aksi korupsi mereka.
    Parti pasti ikut menikmati hasil korupsi mereka itu.

    Suka

  3. Shalom To’o Ed,

    Ada bae ko?

    Masih berapa % To’o percaya kelompok orang yang bernama “anggota dewan yang terhormat (ADYTH) ini?”. Di Kupang, tukang mabok, preman dan tukan ojekpun rebutan jadi ADYTH karena tampaknya ADYTH mirip lapangan kerja baru. Ato jangan-janagn beta yg talalu skeptis? On me To’O???? ha ha ha ha

    ================
    Ada bae2 Kaka. Kalo soal anggota Dewan, ada beberapa yang masih bisa diandalkan. Macam di Kota Kupang, ada satu kawan yang menurut bta punya track record bae. Dulu bta pung kawan. Tapi bta sonde tau beliau masih seperti yang dulu ko su berubah…. hehehee…. soalnya kalo su maso itu lingkungan biasanya seperti masuk sarang penyakit menular. Sonde ada yang lolos. Mudah2an ada yang masih bisa diandalkan….. Tapi betul ju kaka pung bilang. Ada yang sekadar cuma cari pekerjaan. Bayangkan, sekali mendayung langsung lewati berpulau-pulau… artinya, dapat PEKERJAAN sekaligus KEKUASAAN…. kawakakakkkaaaa…..

    Suka

Tinggalkan Balasan ke BELLATO Batalkan balasan