Kalau musim hujan, Kupang terlihat hijau seperti ini. Tapi foto ini bukan di Kota Kupang, tapi di daerah Amfoang. Gunung di belakang itu adalah gunung marmer. Banyak investor yang bernafsu memotong gunung batu itu tapi masyarakat menolak keras karena penambangan merusak lingkungan dan mata pencaharian petani. (eddy mesakh)

Kupang, Kota Dua Warna


Sunset di Pantai Lasiana, Kota Kupang, NTT (eddy mesakh)
Sunset di Pantai Lasiana, Kota Kupang, NTT (eddy mesakh)

BETA orang Kupang. Lahir, tamba besar, sakola dari SD sampe kuliah di sini. Kota Kupang tu ibukota Provinsi NTT, Nusa Tenggara Timur – bukan Nanti Tuhan Tolong apalai Nasib Tidak Tentu.

Posisi Kota Kupang ada persis di muka Teluk Kupang, sabla baratlaut Pulau Timor. Dia pung luas kira-kira 180,27 km2. Ini kota paleng besar, paleng rame, paleng bagaya di NTT. Kalo sonde salah, populasi sekarang kira-kira 450 ribu sampe 500 ribu jiwa. Ada banyak suku yang hidup di Kota Kupang, mulai dari Rote, Timor, Sabu, Flores, Alor, Kiser, Bugis, Tionghoa, Jawa, Bali, sampe orang keturunan Arab ju ada.

Dari sejarah yang beta pernah baca, kalo sonde salah awalnya Kupang pake nama “Nai Kopan”. Itu nama raja di sana tempo dulu sebelum bangsa Portugis masuk sekitar taon 1600-an. Tau ko sonde, Kupang tu termasuk kota tua. Waktu Belanda masuk, dong tetapkan tanggal 23 April 1886 sebagai hari jadi Kota Kupang. Belanda yang terbitkan batas-batas wilayah menurut Staatblad Nomor 171 tahun 1886.

Baca di Wikipedia, setelah Indonesia merdeka, Lanjutkan membaca “Kupang, Kota Dua Warna”